Reza Indragiri Nilai Anies Sangat Tepat Memimpin Indonesia, Ini Alasannya

Kabar News Politik Terkini

Calon presiden, Anies Baswedan ketika menyampaikan visi misi dalam debat perdana capres di Kantor KPU, Menteng, Jakarta.

JAKARTA, KABAR.ID– Dalam situasi iklim demokrasi Indonesia sekarang, dari tiga pasangan presiden yang ada, Psikolog Forensik Reza Indragiri Amriel menilai calon presiden Anies Baswedan dari berbagai pertimbangan, sangat tepat memimpin Indonesia.

“Dengan situasi sengkarut yang paling diprioritas menurut saya adalah pemimpin yang efektif. Karena itu nah dalam tolak ukur ketiga, saya kembali menempatkan Anies pada peringkat pertama, Ganjar peringkat kedua, dan Prabowo barangkali tidak masuk peringkat. Karena performa beliau semalam, saya menilai sebagai pemimpin yang ingin didengar dan pemimpin yang tampaknya tidak begitu efektif,”kata Reza dalam diskusi Radio Trijaya FM hari ini (13/12/2023).

Reza menuturkan, Anies meskipun diawal debat capres tampak nervous (grogi), itu tampak kewajaran yang memperlihatkan adanya keseirusan dan rasa tanggungjawab. Dari tiga calon tersebut, Anies yang paling mampu menjabarkan visi misi progam.

“Itu tidak aneh, karena dari waktu ke waktu sejak Anies menjadi Gubernur DKI Jakarta, Anies mampu meyakinkan kita semua, Anies adalah pemimpin yang efektif. Berbeda dengan Ganjar yang coba meyakinkan publik bahwa ia adalah pemimpin yang siap untuk mendengar,”ujarnya.

Dalam konteks siapa yang mampu memanfaatkan waktu dalam menjabarkan visi misi, Reza menempatkan Anies pada peringat pertama, peringkat kedua Ganjar dan peringkat ketiga adalah Prabowo. “Kenapa, karena pada akhirnya Prabowo larut dalam agrumentasi yang sifatnya defensif. Dan sifat defensinya itu, dalam banyak momen terkesan merendahkan lawan bicaranya. Padahal dalam momen seperti ini, kematangan emosional akan menjadi perhatian pemeriksa. Itu poin pertama,”imbuhnya.

Tolak ukur yang kedua lanjut Reza, adalah seberapa jauh masing-masing calon meyakinkan kita bahwa ia adalah layak untuk disukai, layak untuk dicintai, layak untuk dirindukan, layak untuk kita perhatikan berlama-lama.

Pada tolak ukur yang kedua ini kata Reza, Ganjar unggul, karena Ganjar dari waktu ke waktu, terus berusaha menunjukkan pemimpin yang layak yang ingin mendengar. Coba lah kita masuk ke media social dari tiga pasang calon baik Anies, Prabowo maupun Ganjar. Itu akan terlihat Ganjar dari potret demi potret dan narasi demi narasi yang ditampilkan, bahwa saya (Ganjar red) datang ke sana, berkunjung ke sana, berbincang dengan si anu dan seterusnya, ia adalah pemimpin yang mampu mendengar. Dalam tolak kedua ini, Ganjar unggul menempati peringkat keatas, lalu di susul Anies, dan peringkat ketiga adalah Prabowo.

Reza mengaku pada Pilpres tahun 2004, 2009 mendukung Prabowo Subianto. Namun debat capres semalam Reza mengaku berpaling ke lain. “Saya ini , tahun 2014, 2019 saya pendukung Prabowo.Semalam saya berpaling,” kata Reza tanpa menyebut berpaling ke paslon yang mana?.

Menurut Reza, dalam iklim demokrasi seperti sekarang, Indonesia membutuhkan calon Presiden Indonesia yang memiliki kemampuan kepemimpinan yang efektif. “Siapa gerangan masing-masing calon yang memiliki pembawaan yang paling mampu memimpin di iklim demokrasi. Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja, dibutuhkan kejelasan arah kita mau kemana?”paparnya.

Reza menambahkan tahun 2014, lewat Nawacita, Presiden Jokowi sejak butir pertama menyatakan bahwa “negara harus hadir”. Namun dalam banyak eposide atau dinamika, seolah mempertontonkan bahwa negara tidak hadir, kalaupun hadir dengan kesibukannya, dengan kesalahtingkahannya.

“Dengan ilustrasi metaporif seperti itu, kita butuhkan adalah pemimpin yang mau mendengarkan. Namun dengan situasi sengkarut yang paling diprioritas menurut saya adalah pemimpin yang efektif. Karena itu nah dalam tolak ukur yang ketika, saya kembali menempatkan Anies pada peringkat pertama, Ganjar peringkat kedua, dan Prabowo barangkali tidak masuk peringkat. Karena performa beliau semalam, saya menilai sebagai pemimpin yang ingin didengar dan pemimpin yang tampaknya tidak begitu efektif. Kesimpulan, peringat diperingkat 1, dibayang-bayangi secara ketat Ganjar dan Prabowo tertinggal peringkat belakang,”pungkasnya (Marwan Azis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *